Rembuk Stunting Kalurahan Ngestirejo

Rintan A 30 Juli 2020 11:42:10 WIB

NGESTIREJO (SIDA Samekta). Dalam rangka pencegahan kasus stunting, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting pada balita di wilayahnya. Salah satunya adalah melalui "Rembuk Stunting" bersama  Panewu, dan pemerintah Kalurahan serta puskesmas. Rembuk Stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan terjadinya intergrasi pelaksanaan intervensi pencegahan dan penurunan stunting secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat.

Kegiatan ini dilaksanakan hari Selasa lalu, tanggal 21 Juli 2020 bertempat di Balai Kalurahan Ngestirejo. Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Panewu Tanjungsari yang yang diwakili oleh Bapak Naskhan selaku Kepala Jawatan Kemakmuran Kapanewon Tanjungsari, Kepala Puskesmas Tanjungsari, Semua unsur PLKB Tanjungsari, Ketua TP. PKK Kalurahan Ngestirejo, Pamong Kalurahan Ngestirejo, seta Kader Posyandu padukuhan se Kalurahan Ngestirejo.

Rembuk Stunting di Kalurahan Ngestirejo ini diawali dengan kata Pembukaan dari Lurah Ngestirejo, Bapak Wahyu Suhendri, dan Kepala PLKB, kemudian dilanjutkan dengan paparan dari 2 narasumber yaitu : Ibu Asar dari PLKB dan Kepala UPT Puskesmas Tanjungsari, Bapak Suwarso, S.ST., M.M. Dalam Paparannya Ibu Asar menjelaskan bahwa persoalan stunting yang dialami anak balita bukan hanya berdampak pada bagian tubuhnya saja, tetapi bisa juga berdampak pada kesehatan dan kecerdasan. Pada dampak fisik, tubuh anak sangat kurus dan terlihat lebih pendek dari pada anak-anak seusianya. Pada dampak kesehatan, anak akan mudah terserang penyakit. Sedangkan pada dampak kecerdasan, anak akan mempunyai daya tangkap yang kurang maksimal dan prestasi akademik kurang baik.

 “Ini sangat membahayakan untuk generasi penerus kalau ini tidak ditangani dengan serius, karena persoalan tingkat kecerdasan berarti untuk generasi kedepan,” katanya.

Menurut bapak Suwarso dalam uraiannya, Kalurahan Ngestirejo saat ini terdapat 45 kasus Balita yang mengalami stunting. Bapak Suwarso juga menjelaskan, banyak faktor terjadinya stunting yang dialami balita. Kemungkinan, awal mulanya wanita atau ibu hamil kurang asupan gizi yang baik, sehingga faktor terjadinya stunting bukan hanya dari segi perekonomian yang kurang mampu, namun sebaliknya juga bisa terjadi.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pada Tahun 2020 ini telah menetapkan Kalurahan-Kalurahan yang menjadi Locus Penanganan Stunting. Di Kapanewon Tanjungsari yang menjadi Lokus Penanganan Stunting adalah di Kalurahan Hargosari. Artinya Kalurahan Hargosari menjadi lokasi prioritas dalam setiap pelaksanaan program/ kegiatan terkait penanganan stunting. Dan seperti diketahui bahwa bahwa kunci keberhasilan upaya penurunan stunting adalah terintegrasinya program  lintas sektor. 

Diharapkan hasil kegiatan Rembuk Stunting ini nantinya dapat menjadi dasar gerakan penurunan stunting di Kabupaten Gunungkidul melalui integrasi program/kegiatan yang dilakukan antar perangkat daerah, penanggung jawab layanan dan partisipasi masyarakat sehingga penurunan stunting di Kabupaten Gunungkidul dapat terwujud.

*Latepost

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung