GUMBREGAN, TRADISI LELUHUR YANG MASIH LESTARI
Rintan A 29 September 2017 23:20:31 WIB
NGESTTIREJO (SIDA Samekta). Kamis Legi pagi (28/09) warga Desa Ngestirejo beramai-ramai memetik janur atau daun kelapa muda. Bukan untuk acara pernikahan, melainkan untuk dibuat ketupat. Pembuatan ketupat ini adalah untuk melaksanakan tradisi Gumbregan, yaitu upacara selamatan untuk hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Acara ini sudah dilakukan secara turun temurun sejak nenek moyang hingga saat ini. Gumbreg sendiri biasanya di lakukan pada Wuku Gumbreg (bulan Jawa). Masyarakat Gunungkidul sendiri melestarikan Gumbregan ini untuk mengungkapkan rasa Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapannya dengan diadakannya upacara adat gumbregan ini adalah agar hewan ternak peliharaan tetap sehat dan hasil pertanian mendapatkan hasil yang lebih baik kedepannya.
Gumbregan sendiri biasanya disimboliskan dengan adanya beberapa sesaji hasil panen seperti Ketupat, ketan, dan jagung goreng . Upacara Gumbregan dimulai dengan membawa ketupat, kapur sirih, kunyit yang dihaluskan, jadah ketan, dan pulo (jagung goreng dan gula merah yang dihaluskan). Berbagai macam jenis ketupat pun biasanya di sajikan seperti Ketupat bucu limo, kupat lepet, kupat cepuk, kupat Pendowo, kupat bantal dan masih banyak lagi. Kemudian makanan-makanan ini yakni ketupat, jadah ketan dana pulo diberikan pada hewan ternak. Sedangkan kapur sirih dan kunyit dioleskan ke tanduk hewan. Ketupat yang diberikan ke ternak biar dimakan, tujuannya agar ternak juga bisa merasakan hasil panen yang didapatkan. Lalu ketupat dilemparkan atau dikalungkan ke ternak, tujuannya, agar ternak dapat tumbuh sehat dan gemuk seperti ketupat. Sedangkan kapur sirih mempunyai makna agar tulang-tulang sapi menjadi kuat agar dapat membantu para petani membajak tanah di persawahan/ladang.
Makanan Gumbregan selanjutnya di bawa menuju balai pedukuhan dan di doakan oleh sesepuh desa, setelah di doakan makanan tersebut kemudian di berikan kepada hewan ternak. Setelah sisa makanan yang di berikan kepada ternak biasanya dimakan bersama anggota keluarga. Hewan ternak yang biasa di kasih makan adalah sapi dan kambing. Karena hewan tersebut sangat membantu para warga selain dari hasil jualnya hewan tersebut juga bisa di ambil kotoranya untuk memupuk tanaman pertanian dan untuk membajak di ladang.
Gumbregan ini biasanya di lakukan di saat sore hari atau menjelang petang, ketika para warga dan petani pulang dari ladang mereka. Gumbregan, tradisi leluhur yang masih lestari hingga saat ini di kala dunia sudah kian maju dan modern.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- Aksi Donor Darah #11
- Tradisi Nyadran Pantai Krakal
- Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi Kalurahan
- NOBAR Laga Timnas Indonesia Vs Australia
- PENGUMUMAN LELANG PEMBANGUNAN PENDOPO KANDANG KUDA
- Pengisian SAQ e-Monev Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2024
- Informasi Wabah Pandemi Corona di Kalurahan